Selasa, 22 Oktober 2013

beruntung aku tidak diciptakan sepertimu

Beruntung aku tidak diciptakan sepertimu….
                Bukankah kamu selalu berbicara cinta takkan melukai, tapi kamu malah melukai dengan perilakumu sendiri. Bukankah kita pernah saling berjanji agar tidak pernah berkata pisah dan tak saling melukai?ingatkah kamu?. Bukankah sangat banyak janji yang kamu buat sendiri yang belum kamu tepati dan malah kamu ingkari sendiri? sampai aku lupa menghitung mana saja yang belum kamu tepati. janji sendiri di ingkari sendiri. Hebat!
Inikah kepedulian yang selalu kamu katakan? Yang selalu kamu umbar-umbar seolah semua itu akan kau tepati. Seakan kau punya kantong ajaib untuk mewujudkan semua janji-janjimu itu. Aah omong kosong boy! Itu hanya pemanis  bibirmu saja, segalanya hanya buaian indah semumu saja.klise. tak akan jadi nyata, hanya dalam mimpi kita. Hah mimpi kita?ah mimpiku saja, tak mungkin kamu memimpikan hal serupa untuk bersamaku, untuk mempertahanku. untuk memperjuangkanku saja kamu tak pernah ada usaha. Ya, itu memang kamu. Bodohnya lagi baru ku ketahui itu saat kita sudah berpisah dari pihakmu sendiri dan begitu cepatnya kamu mendapatkan pengganti baruku dan selalu kau puja-puja dia, aku kau puja pun tak pernah. Ah beruntungnya dia yang begitu mudahnya masuk kehatimu dan menggantikan posisiku disana, beruntungnya dia yang kamu perjuangkan untuk kamu dapatkan hatinya. Tentunya tak perlu susah payah untukmu mencari pengganti yang lebih jauh,sangat jauh dari keadaanku, fisikku, parasku, semua. Mungkin kamu telah dibutakan oleh keindahan fisik yang tentunya semua itu tidak ku miliki. Bodohnya aku yang selalu memperjuangkanmu!
                Aku terlalu terbuai melayang ke udara dengan semua kata-kata manismu, terlalu bergantung pada setiap pesan darimu, terlalu menurut pada semua kata—katamu hingga aku sendiri tidak sadar bahwa perlahan juga kamu mulai mengambil alih hatiku untuk kamu lukai sesuka hatimu. Seakan hatiku inim tempat bermainmu, tempat persinggahanmu. Dengan manisnya kau membuatku terbang bahagia, dengan kejamnya kau hempaskan aku dari ujung kebahagiaan. Pecah! Tak berbentuk lagi hatiku seperti apa, bukan hanya goresan, tapi melebihi kaca yang pecah.
Ah kenapa harus saat kita berpisah aku baru tahu sisi busukmu?aaaaah andai sebelum aku mengenalmu, sebelum menjadi “kita” pasti ku takkan memilihmu, mempercayaimu untuk menjaga hatiku yang sepenuhnya untukmu. Tapi ku tak pernah menyesal pernah mengenalmu hingga menjadi milikmu. Setidaknya aku jadi tahu bagaimana kamu dibalik wajah rupawan yang entah selalu manis di pandanganku. Setidaknya aku bisa lebih kuat dan mampu melawan segala sakit yang nanti kurasakan bila masih bisa bersama yang lain. Setidaknya aku sudah “terbiasa disakiti”, apalagi jika olehmu.
                Aah kamu yang dulu selalu ku puja, selalu kurindukan, selalu ingin kudengarkan suara dan tawa renyahmu di telfon yang entah selalu bisa menyejukkan hatiku, kata manis di dalam pesan yang selalu ku tunggu. Hmm aku rindu. Teramat rindu. Andai rindu mudah kuucapkan padamu, andai tak ada jarak pemisah antara kamu dan aku. Mungkin menahan kerinduan yang telampau dalam tidak akan sesakit ini, mungkin takkan sederas ini airmataku berkucuran.

                Terlonjak kaget sangat handphone ku berbunyi tanda ada pesan, betapa hampir loncat jantungku saat tertera namamu di layar depan handphoneku.  Kau bilang  “nyesel baru kerasa gak ada kamu L ”, aah emot sedihmu itu…. But, gak guna menyesalmu itu boy!  Jika penyesalanmu hanya untuk memberiku harapan bahwa kita  bisa bersama lagi. Kau kira aku tersentuh dengan pernyataanmu itu? Kau kira aku merasa hal yang sama? YA!!bodoh!kamu bodoh!aku bodoh!. Dengan begitu mudahnya aku terjatuh untukmu, dengan begitu hebatnya kata-katamu melumpuhkanku.  seketika.
                Lalu, tiba-tiba setiap hari kau menjadi “alarm pengingat makanku”. Yaa aku sebenarnya tidak tahu apa maksud dan tujuanmu untuk selalu mengingatkan . agar aku tak sakit?  Karna kamu kawatir? Karna kamu peduli denganku? Aaaah gak mungkin, hanya harapanku saja kamu bisa seingat itu padaku. Namun, celakanya aku selalu suka  terima pesan pengingat makan itu darimu dan yaaaa selalu kutunggu hadirnya pesanmu itu.
                Kita seperti berada di jalan buntu di sebuah persimpangan; aku tetap disini,dijalan buntu. Sedangkan kamu pergi mencari jalan-jalan lain yang lebih baru, lebih mulus agar kamu dapat lewati tentunya. Bagaimana dengan aku? Terjebak di jalan buntu dengan kondisi jalan yang buruk, bahkan rusak.  Hanya menunggu kamu mencari keberadaanku dan menolongku dari ketidakberdayaanku lepas dari jalan buntu ini.
Itu salahku! mengapa aku selalu menggantungka harapanku padamu, berharap kau akan mencariku. Mengapa aku bisa selemah ini menghadapimu. Sejatuh ini padamu
Aah semoga kamu segera memasang gps dan segera mencari keberadaanku diujung jalan buntu yang selalu sedang menanti jemputmu..

captny.jpg


“but,I have grown too stong to ever fall back in your arms”